dewbelajarmenulis.blog.com |
Mengingat sebuah kejadian tanggal
27 februari 2012 kemarin, saya rasanya ingin ketawa. Sebenarnya tidak ingin
ketawa, Cuma ingin melampiaskan kekesalan saja. Hahaa.. kesembronoan saya
muncul kembali disaaat semua orang sedang mengurus dirinya masing-masing. Bodohnya
saya, saya sendiri sampai lupa dimana menaruh hape saat itu.
Kemarin tepat pada pukul 11:00
WIB saya dengan beebrapa teman mahasiswa sedang mengurus kembali pembatalan
mata kuliah yang akan diambil. Semua sibuk, semua tidak menghiraukan, semua
mengurus diri masing-masing sehingga tidak ada yang melihat hape saya yang
hilang tersebut. Saya agak panik, walaupun saya paksa untuk tetap tenang saat
mengetahui hape saya sudah tidak ada di katung celana. Bertanya ke teman, tidak
ada yang melihat. Bertanya ke teman yang lainnya, tidak tahu lari kemana hape
itu. Aah, stress saya saat itu.
Saya mencoba menghubungi nomor
saya, nomor itu masih hidup artinya masih bisa dihubungi. Terus saya menelepon
hingga telepon itu sampai diangkat. Pertama tidak diangkat, kedua tidak di
angkat, ketiga tidak diangkat, dan seterusnya. Mungkin saya sudah menelepon
sebanyak 1- kali ke nomor saya itu. Saya beranggapan bahwa hape saya itu tidak
ada yang mengambilnya, tetapi ada yang menjaganya karena nomornya masih aktif
hingga saya sampai di rumah kontrakan.
Sekitar pukul 15:00 WIB saya
mencoba menellpon kembali nomor saya. Akhirnya, ada yang mengangkatnya dan
ternyata ibu-ibu. Kemudian, saya bertanya dengan ibu siapa. Alhamdulillah,
senang hati saya sudah mendapatkan keterangan dari ibu tersebut. Hahaa ternyata
hape saya ketinggalan di bagian akademik fakultas atau bagian tata usaha
fakultas. Lega hati saya mendengar keterangan itu bahwa hape saya dijaga ibu
itu. Terima kasih wahai ibu penolong, terima kasih ya Tuhan atas semua
ujian-ijian yang engkau berikan ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar